Sesungguhnya akhlak mulia merupakan sifat yang dimiliki oleh para nabi, shiddiqin, dan shalihin. Dengan akhlak mulia tersebut, mereka mendapatkan derajat yang tinggi, dan kedudukan terhormat.
Akhlak yang baik akan membuahkan kecintaan dan kasih sayang. Bahkan bisa menutup kekurangan dan kesalahan. Sebaliknya, akhlak buruk akan menumbuhkan kebencian, permusuhan dan dengki. Dan bisa juga mengubur kelebihan dan kebaikan.
Nabi ﷺ menyuruh untuk berakhlak baik dan selalu menjaganya. Bahkan beliau menempatkannya sejajar dengan takwa sebagai sebab yang paling banyak menghantarkan kepada surga. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah pernah ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga. Beliau ﷺ menjawab, "Takwa kepada Allah dan akhlak baik." (HR. Tirmidzi dan Hakim)
Akhlak baik itu seperti: menampakkan wajah berseri, memberikan kebaikan kepada orang, berkata yang baik, menghindarkan sesuatu yang bisa menyakiti orang, menahan amarah, tidak berbuat yang membahayakan orang lain, dan semisalnya.
Nabi Muhammad ﷺ telah mewasiatkan kepada Abu Hurairah satu wasiat yang agung dalam sabdanya, "Wahai Abu Hurairah! Hendaknya engkau berakhlak yang baik." Lalu Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bertanya, "Apa itu husnul khuluq (akhlak baik), wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Engkau menyambung silaturahim orang yang memutuskannya darimu, memaafkan orang yang mendzalimimu, dan memberi orang yang tidak mau memberi kepadamu." (HR. Al-Baihaqi)
Perhatikan keterangan hadits Nabi tentang besarnya pahala berakhlak mulia. Beliau ﷺ bersabda,
Sesungguhnya seseorang mendapatkan derajat orang berpuasa dan shalat malam karena akhlaknya yang mulia." (HR. Ahmad)
Diriwayatkan dari Abu Darda radhiyallahu 'anhu, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda,
مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِي الْمِيزَانِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ
Tidak ada sesuatu yang dapat memperberat timbangan (kebaikan) seorang mukmin pada hari kiamat selain kebaikan akhlaknya." (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud)
Bahkan beliau ﷺ menjanjikan bagi orang yang berakhlak mulia mendapatkan tempat yang lebih dekat dengannya di hari kiamat di dalam surga.
إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبُكُمْ مِنِّيْ مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَسِانُكُمِ أَخْلَاقًا
Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat kedudukannya denganku pada hari kiamat adalah yang paling baik akhlaknya." (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu HIbban)
Nabi ﷺ memasukkan akhlak mulia sebagai bagian dari kesempurnaan iman dalam sabdanya,
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
Orang beriman yang paling sempurna imannya adalah yang terbagus akhlaknya." (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi)
Karena itu laksanakan wasiat beliau ﷺ,
اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Bertakwalah engkau kepada Allah di mana saja berada, dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya perbuatan baik tersebut akan menghapuskannya, serta bergaulah bersama manusia dengan akhlak yang baik." (HR. Ahmad dan Tirmidzi dari Abu Dzar dan Mu'ad bin Jabal radhiyallahu 'anhuma)
Lalu kerjakan apa yang disabdakan beliau ﷺ berikut ini:
أحب الناس إلى اللّه أنفعهم، وأحب الأعمال إلى اللّه عز وجل، سرور تدخله على مسلم، أو تكشف عنه كربة، أو تقضي ديناً، أو تطرد عنه جوعاً، ولئن أمشي مع أخي المسلم في حاجة أحب إليَّ من أن أعتكف في المسجد شهراً
Manusia yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat di antara mereka. Sedangkan amal yang paling dicintai oleh Allah 'Azza wa Jalla adalah kesenangan yang engkau masukkan dalam diri seorang muslim, atau engkau lenyapkan kesulitannya, atau membayarkan hutangnya, atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh sekiranya aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk memenuhi kebutuhannya lebih aku sukai daripada beri'tikaf sebulan di masjid (yakni masjid Nabawi)." (HR. Thabrani)
Seorang muslim juga diperintahkan agar berkata yang baik dan lembut agar menjadi pemberat timbangan kebaikannya. Rasulullah ﷺ bersabda,
وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ
Perkataan yang baik adalah shadaqah (berpahala)." (Muttafaq 'alaih) bahkan tersenyumpun yang tidak harus mengeluarkan tenaga besar juga diberi pahala. "Dan senyuman di wajahmu kepada saudaramu juga shadaqah (berpahala)." (HR. Tirmidzi)
Arahan dari Nabi ﷺ untuk berakhlak baik dan menghilangkan bahaya sangat banyak sekali. Bahkan sejarah hidup Nabi ﷺ penuh dengan teladan dalam masalah ini untuk umatnya, baik akhlak beliau terhadap diri sendiri, terhadap para istrinya, tetangganya, kaum muslimin yang lemah, terhadap mereka yang masih bodoh, bahkan terhadap orang kafir.
Indikasi seseorang berakhlak baik dan berbudi pekerti mulia dapat dilihat dalam beberapa sifatnya, antara lain: banyak rasa malunya, tidak berbuat yang menyakiti hati orang, berkata jujur, sedikit bicara, banyak berbuat, tidak sering salah dan menyimpang, tidak berlebih-lebihan, banyak berbuat baik dan menyambung silaturahim, meredahkan diri, banyak sabar dan syukur, lemah lembut, penyayang, tidak bersikap kasar, tidak banyak mencela dan mencaci, tidak mengadu domba, tidak banyak menggunjing, tidak terburu-buru, tidak iri dan dengki, mencintai karena Allah dan meridhai karena-Nya, membenci karena Allah dan memusuhi karena-Nya, dan semisalnya.
Dan sesungguhnya siapa yang diberi semua ini ia telah diberi sesuatu yang sangat berharga. Oleh karenanya, hendaknya seseorang di samping berusaha memilikinya dan menanamkan dalam jiwanya, serta merealisasikan pada anggota tubuhnya, ia menguatkannya dengan memohonkan semua itu kepada Allah. Karena di tangan-Nya lah semua kebaikan. Tidak ada sesuatu yang terjadi di muka bumi ini kecuali dengan izin dan kehendak-nya. Dan di antara bentuk do’a memohon akhlak mulia didapatkan dalam do’a yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ di atas.
Wallahu a'lam.