Tahukah kita, bahwa Islam sebagai agama yang sempurna, melarang umatnya mencela ciptaan Allah. Jika mencela dan melaknat saja dilarang, apalagi menjadikannya sebagai obyek perjudian sabung ayam. Termasuk pula, menggunakannya sebagai istilah yang buruk atau negatif.
Rasulullah ﷺ bersabda,
لاَ تَسُبُّوا الدِّيكَ فَإنَّهُ يُوِقِظُ لِلصَّلاَةِ
Janganlah kalian mencela ayam jantan. Sesungguhnya dia membangunkan untuk shalat.” (HR Abu Dawud dengan sanad shahih).
Dalam riwayat yang lain,
عن عبد الله بن عباس رضي الله عنهما: أن ديكاً صرخ قريباً من رسول الله – صلى الله عليه وسلم – فقال رجل: اللهم العنه. فقال رسول الله – صلى الله عليه وسلم – : مه! كلا، إنَّه يدعوا إلى الصلاة”.اخرجه البزار في مسنده وصححه الألباني وغيره صحيح الترغيب والترهيب 2799
“Dari Abdullah ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu berkata: “Sesungguhnya ada ayam jantan berkokok di dekat Nabi ﷺ, lalu ada seorang sahabat yang berucap: “Semoga Allah melaknat ayam jantan ini!”,
Maka Rasulullah menegurnya seraya bersabda: “Mah!!, sekali-kali jangan, sesungguhnya ayam jantan membangunkan seseorang untuk mengerjakan shalat.” (HR. Al-Bazzar dalam Musnadnya).
Al-Hafidz Ibn Hajar menukil keterangan Al-Hulaimi,
قال الحليمي يؤخذ منه أن كل من استفيد منه الخير لا ينبغي أن يسب ولا أن يستهان به بل يكرم ويحسن إليه قال وليس معنى قوله فإنه يدعو إلى الصلاة أن يقول بصوته حقيقة صلوا أو حانت الصلاة بل معناه أن العادة جرت بأنه يصرخ عند طلوع الفجر وعند الزوال فطرة فطره الله عليها
Disimpulkan dari hadits ini bahwa semua yang bisa memberikan manfaat kebaikan, tidak selayaknya dicela dan dihina. Sebaliknya, dia dimuliakan dan disikapi dengan baik. Sabda beliau, ‘Ayam mengingatkan (orang) untuk shalat’ bukan maksudnya dia bersuara, ‘shalat.. shalat’ atau ‘waktunya shalat…’ namun maknanya bahwa kebiasaan ayam berkokok ketika terbit fajar dan ketika tergelincir matahari. Fitrah yang Allah berikan kepadanya. (Fathul Bari, 6/353).
Berdo'a Ketika Mendengar Ayam Berkokok
Rasulullah ﷺ menjadikan bunyi kokok ayam jantan di waktu malam, sebagai penanda kebaikan, dengan datangnya malaikat dan kita dianjurkan berdo’a. Inilah bagian dari keistimewaan ayam.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi ﷺ bersabda,
إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيَكَةِ فَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ، فَإِنَّهَا رَأَتْ مَلَكًا، وَإِذَا سَمِعْتُمْ نَهِيقَ الحِمَارِ فَتَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِنَّهُ رَأَى شَيْطَانًا
Apabila kalian mendengar ayam berkokok, mintalah karunia Allah (berdo’alah), karena dia melihat malaikat. Dan apabila kalian mendengar ringkikan keledai, mintalah perlindungan kepada Allah dari syaitan, karena dia melihat syaitan.” (HR. Bukhari 3303 dan Muslim 2729).
Dalam riwayat Ahmad, terdapat keterangan tambahan, ’di malam hari’,
إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيَكَةِ مِنَ اللَّيْلِ، فَإِنَّمَا رَأَتْ مَلَكًا، فَسَلُوا اللهَ مِنْ فَضْلِه
Apabila kalian mendengar ayam berkokok di malam hari, sesungguhnya dia melihat malaikat. Karena itu, mintalah kepada Allah karunia-Nya. (HR. Ahmad 8064 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Karena kehadiran makhluk baik ini, kita berharap do’a kita dikabulkan. Al-Hafidz Ibn Hajar menukil keterangan Iyadh,
قال عياض كان السبب فيه رجاء تأمين الملائكة على دعائه واستغفارهم له وشهادتهم له بالإخلاص
Iyadh mengatakan, alasan kita dianjurkan berdo’a ketika ayam berkokok adalah mengharapkan ucapan aamiin dari malaikat untuk do’a kita dan permohonan ampun mereka kepada kita, serta persaksian mereka akan keikhlasan kita. (Fathul Bari, 6/353).
Al-Hafidz Ibn Hajar mengatakan,
وللديك خصيصة ليست لغيره من معرفة الوقت الليلي فإنه يقسط أصواته فيها تقسيطا لا يكاد يتفاوت ويوالي صياحه قبل الفجر وبعده لا يكاد يخطئ سواء أطال الليل أم قصر ومن ثم أفتى بعض الشافعية باعتماد الديك المجرب في الوقت
Ayam jantan memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki binatang lain, yaitu mengetahui perubahan waktu di malam hari. Dia berkokok di waktu yang tepat dan tidak pernah ketinggalan. Dia berkokok sebelum subuh dan sesudah Shubuh, hampir tidak pernah meleset. Baik malamnya panjang atau pendek. Karena itulah, sebagian Syafi’iyah memfatwakan untuk mengacu kepada ayam jantan yang sudah terbukti, dalam menentukan waktu. (Fathul Bari, 6/353).
Di sisi lain, ayam jantan juga memiliki perilaku baik yang bisa diambil sebagai pelajaran. Al-Hafidz Ibn Hajar menukil keterangan dari Ad-Dawudi,
قال الداودي يتعلم من الديك خمس خصال حسن الصوت والقيام في السحر والغيرة والسخاء وكثرة الجماع
Ad-Dawudi mengatakan, kita bisa belajar dari ayam jantan 5 hal: suaranya yang bagus, bangun di waktu sahur, sifat cemburu, dermawan (suka berbagi), dan sering jimak. (Fathul Bari, 6/353).
Wallahu a'lam bish-shawab.