Sering kita mendengar hadits Rasulullah ﷺ yang menyatakan bahwa; “Surga itu di bawah telapak kaki Ibu” yang seolah jika dipahami secara tekstual seperti keindahan surga yang di dalamnya indah mengalir sungai itu ada di bawah telapak kaki seorang wanita yang melahirkan kita.
Hadits tersebut adalah kata kiasan yang mengabarkan betapa kita wajib mentaati dan berbakti pada seorang Ibu, mendahulukan kepentingannya mengalahkan kepentingan pribadi hingga diibaratkan letak diri kita bagaikan debu yang ada di bawah telapak kakinya bila kita ingin meraih surga.
الْجَنَّة تَحْت أَقْدَام الْأُمَّهَات
Surga itu di bawah telapak kaki Ibu.” (HR. Ahmad, An-Nasai, Ibn Majah dan Al-Hakim)
الجنة تحت أقدام الأمهات ) يعني لزوم طاعتهن سبب قريب لدخول الجنة)
Surga itu di bawah telapak kaki Ibu; artinya selalu mentaatinya akan menjadikan sebab dekatnya seseorang untuk masuki surga.” (At-Taysiir bi Syarh al-Jaami’ as-Shaghiir I/996)
الجنة تحت أقدام الأمهات * يعني التواضع لهن وترضيهن سبب لدخول الجنة ….وقال العامري المراد أنه يكون في برها وخدمتها كالتراب تحت قدميها مقدما لها على هواه مؤثرا برها على بر كل عباد الله لتحملها شدائد حمله ورضاعه وتربيته وقال بعض الصوفية : هذا الحديث له ظاهر وباطن وحق وحقيقة لأن المصطفى ﷺ أوتي جوامعالكلم فقوله الجنة إلخ ظاهره أن الأمهات يلتمس رضاهن المبلغ إلى الجنة بالتواضع لهن وإلقاء النفس تحت أقدامهن والتذلل لهن والحقيقة فيه أن أمهات المؤمنين هن معه عليه السلام أزواجه في أعلى درجة في الجنة والخلق كلهم تحت تلك الدرجة فانتهاء زوس الخلق في رفعة درجاتهم في الجنة وآخر مقام لهم في الرفعة أول مقام أقدام أمهات المؤمنين فحيث انتهى الخلق فهن ثم ابتداء درجاتهن فالجنة كلها تحت أقدامهن وهذا قاله لمن أراد الغزو معه وله أم تمنعه
“Surga itu di bawah telapak kaki Ibu; artinya patuh dan ridhanya menjadi sebab masuknya seseorang ke dalam surga. Al-Amiri berkata “maksud dari hadits tersebut adalah ukuran dalam berbakti dan khidmah pada ibu bagaikan debu yang berada di bawah telapak kaki mereka, mendahulukan kepentingan mereka atas kepentingan sendiri dan memilih berbakti pada mereka ketimbang berbakti pada setiap hamba-hamba Allah lainnya karena merekalah yang rela menanggung beban penderitaan kala mengandung, menyusui serta mendidik anak-anak mereka”.
Sebagian Ulama Thasawwuf menyatakan “Hadits ini memiliki arti secara dhahir, bathin, hak dan hakikat karena baginda Nabi Muhammad ﷺ mampu menguasai segala kesempurnaan bahasa. Maka arti “Surga itu di bawah telapak kaki Ibu” arti dhahirnya adalah para Ibu keridhaannya yg mampu menghantarkan ke dalam surga harus diraih dengan berprilaku rendah diri, patuh bagaikan meletakkan diri kita di bawah telapak kakinya.
Arti hakikatnya adalah bahwa para Ibu dari orang mukmin kelak di surga berada di tempat tertinggi bersama dengan Rasulullah ﷺ dan setiap makhluk berada di bawah derajat tersebut. Maka puncak derajat para makhluk di surga berada kedudukannya berada di bawah telapak kaki para Ibu, dengan demikian semua derajat yang terdapat di dalam surga yang kelak dihuni orang-orang mukmin kesemuanya berada di bawah telapak kaki para Ibu sebab keluhuran derajat mereka di dalam surga.” (Faidh al-Qadiir III/477)
الجنة تحت أقدام الأمهات قال الطيبي قوله عند رجلها كناية عن غايةالخضوع ونهاية التذلل كما في قوله تعالى واخفض لهما جناح الذل من الرحمة الإسراء
“Surga itu di bawah telapak kaki Ibu”. At-Thiiby berkata, ungkapan tersebut adalah kata kiasan dari bersikap patuh dan taat padanya secara totalitas sebagaimana keterangan dalam firman Allah Ta’ala : “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. [QS. 17:24]. (Marqah al-Mafaatiih Syarh al-Misykaah XIV/224)
Berbaktilah padanya, bila ia telah meninggal minimal mendo'akan keduanya selepas shalat.
أن اشكر لي ولوالديك إلي المصير * . فالشكر لله على نعمة الإيمان ، وللوالدين على نعمة التربية . وقال سفيان بن عيينة : من صلى الصلوات الخمس فقد شكر الله تعالى ، ومن دعا لوالديه في أدبار الصلوات فقد شكرهما .وفي صحيح البخاري عن عبد الله بن مسعود قال : سألت النبي ﷺ: أي الأعمال أحب إلى الله عز وجل ؟ قال : الصلاة على وقتها قال : ثم أي ؟ قال : بر الوالدين قال : ثم أي ؟ قال : الجهاد في سبيل الله . فأخبر صلى الله عليه وسلم أن بر الوالدين أفضل الأعمال بعد الصلاة التي هي أعظم دعائم الإسلام
“Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.” (QS. Luqman [31]:14)
Dalam ayat di atas syukur pada Allah artinya mensyukuri atas kenikmatan iman, sedang syukur pada kedua orangtua artinya mensyukuri atas jerih payahnya merawat, mendidik dan mengasuh kita semenjak kecil. Tsufyan bin ‘Uyainah berkata “Barangsiapa telah menjalani shalat lima waktu maka ia telah bersyukur kepada Allah, dan barangsiapa mendo'akan kedua orangtuanya seusai shalat maka ia telah bersyukur pada keduanya.”
Dalam Shahih Al-Bukhari diriwayatkan dari Ibn Mas’ud, ia berkata “Saya bertanya kepada Rasulullah, ‘Apakah amal yang paling dicintai oleh Allah?’, Beliau bersabda, ‘Shalat pada waktunya’, Saya bertanya, ‘Kemudian apa lagi?’, Beliau bersabda, ‘Berbakti kepada kedua orangtua’, Saya bertanya lagi, ‘Kemudian apa lagi?’, Beliau bersabda, ‘Berjihad (berjuang) di jalan Allah’. Kemudian Rasulullah mengkhabarkan bahwa berbakti kepada orangtua adalah amalan yang paling disukai oleh Allah setelah shalat yang merupakan paling agungnya tiang-tiang agama Islam.” [HR.Bukhari dan Muslim] (Al-Mausuuah al-Fiqhiyyah VIII/65).
Wallahu a'lam bish-shawab.