Berbakti kepada kedua orangtua adalah persoalan utama, dalm jejeran hukum-hukum yang terkait dengan berbuat baik terhadap sesama manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala sudah cukup menegaskan hal itu dalam banyak firman-Nya, demikian juga Rasulullah ﷺ dalam banyak sabdanya. Di antara tumpukan bukti tersebut adalah sebagai berikut:
1. Allah Subhanahu wa Ta’ala menggandengkan antara perintah untuk beribadah kepada-Nya, dengan perintah berbuat baik kepada orangtua:
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيمًا
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sakali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkatan "AH" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (QS. Al-Isra' [17]: 23)
2. Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan setiap muslim untuk berbuat baik kepada orangtuanya, meskipun mereka kafir
وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik” (QS. Luqman [31]: 15)
Imam al-Qurthubi menjelaskan, “Ayat di atas menunjukkan diharuskannya memelihara hubungan baik dengan orangtua, meskipun dia kafir. Yakni dengan memberikan apa yang mereka butuhkan. Bila mereka tidak membutuhkan harta, bisa dengan cara mengajak mereka masuk Islam..”
3. Berbakti kepada kedua orangtua adalah jihad.
Abdullah bin Amru bin Ash meriwayatkan bahwa ada seorang lelaki meminta ijin berjihad kepada Rasulullah ﷺ Beliau bertanya, “Apakah kedua orangtuamu masih hidup?” Lelaki itu menjawab, “Masih.” Beliau bersabda, “Kalau begitu, berjihadlah dengan berbuat baik terhadap keduanya.” (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)
4. Taat kepada orangtua adalah salah satu penyebab masuk Surga.
Beliau ﷺ juga pernah bersabda,
Orangtua adalah ‘pintu pertengahan’ menuju Surga. Bila engkau mau, silakan engkau pelihara. Bila tidak mau, silakan untuk tidak memperdulikannya.” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, dan beliau berkomentar, “Hadits ini shahih.”)Menurut para ulama, arti ‘pintu pertengahan’, yakni pintu terbaik.
5. Keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, berada di balik keridhaan orangtua.
Keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala bergantung pada keridhaan kedua orangtua. Kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, bergantung pada kemurkaan kedua orangtua.”
6. Berbakti kepada kedua orangtua membantu meraih pengampunan dosa.
Ada seorang lelaki datang menemui Rasulullah ﷺ sambil mengadu, “Wahai Rasulullah! Aku telah melakukan sebuah perbuatan dosa.” Beliau ﷺ bertanya, “Engkau masih mempunyai seorang ibu?” Lelaki itu menjawab, “Tidak.” “Bibi?” Tanya Rasulullah ﷺ lagi. “Masih.” Jawabnya. Rasulullah ﷺ bersabda, “Kalau begitu, berbuat baiklah kepadanya.”
Dalam pengertian yang ‘lebih kuat’, riwayat ini menunjukkan bahwa berbuat baik kepada kedua orangtua, terutama kepada ibu, dapat membantu proses taubat dan pengampunan dosa. Mengingat, bakti kepada orangtua adalah amal ibadah yang paling utama.
Perlu ditegaskan kembali, bahwa birrul waalidain (berbakti kepada kedua orangtua), lebih dari sekadar berbuat ihsan (baik) kepada keduanya. Namun birrul walidain memiliki nilai-nilai tambah yang semakin meningkatkan makna kebaikan tersebut, sehingga menjadi sebuah bakti. Dan sekali lagi, bakti itu sendiripun bukanlah balasan yang setara untuk dapat mengimbangi kebaikan orangtua. Namun setidaknya, sudah dapat menggolongkan pelakunya sebagai orang yang bersyukur.
Imam an-Nawawi menjelaskan,
“Arti birrul waalidain yaitu berbuat baik terhadap kedua orangtua, bersikap baik kepada keduanya, melakukan berbagai hal yang dapat membuat mereka bergembira, serta berbuat baik kepada teman-teman mereka.”
Al-Imam adz-Dzahabi menjelaskan bahwa birrul waalidain atau bakti kepada orangtua, hanya dapat direalisasikan dengan memenuhi tiga bentuk kewajiban:
- Menaati segala perintah orangtua, kecuali dalam maksiat.
- Menjaga amanah harta yang dititipkan orangtua, atau diberikan oleh orangtua.
- Membantu atau menolong orangtua, bila mereka membutuhkan.
Wallahu a'lam bish shawab