Ujian atau cobaan adalah sunnah kauniyah (ketetapan Allâh 'Azza wa Jalla yang pasti terjadi) bagi setiap Muslim. Seorang Muslim tidak mungkin mengelak dari ujian tersebut.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata. Rasulullah ﷺ bersabda,
Cobaan tetap akan menimpa atas diri orang mukmin dan mukminah, anak dan juga hartanya, sehingga dia bersua Allah dan pada dirinya tidak ada lagi satu kesalahanpun.” (HR. At-Tirmidzi, hadits nomor 2510. Dia menyatakan ini hadits hasan shahih, Ahmad 2/287, Al-Hakim 1/346)
Dari Shuhaib radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda,
Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Apabila mendapat kelapangan, maka dia bersyukur dan itu kebaikan baginya. Dan, bila ditimpa kesempitan, maka dia bersabar, dan itu kebaikan baginya”. (HR. Muslim, 8/125 dalam Az-Zuhud)
Boleh jadi cobaan itu menimpa langsung pada diri kita ataupun anggota keluarga yang lain. Tetapi justru disitulah akan tampak kadar iman kita. Allah menurunkan cobaan kepada kita, agar Dia bisa menguji iman kita, apakah kita akan sabar ataukah kita akan mengeluh?
Kita harus tahu bahwa Allah menguji kita menurut bobot iman yang kita miliki. Apabila bobot iman kita berat, Allah akan memberikan cobaan yang lebih keras. Apabila ada kelemahan dalam agama kita, maka cobaan yang diberikan kepada kita juga lebih ringan.
Dari Sa’id bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Aku pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling keras cobaannya?" Beliau menjawab, "Para nabi, kemudian orang pilihan dan orang pilihan lagi. Maka seseorang akan diuji menurut agamanya. Apabila agamanya merupakan (agama) yang kuat, maka cobaannya juga berat. Dan, apabila di dalam agamanya ada kelemahan, maka dia akan diuji menurut agamanya. Tidaklah cobaan menyusahkan seorang hamba sehingga ia meninggalkannya berjalan di atas bumi dan tidak ada satu kesalahan pun pada dirinya.” (HR. At-Tirmidzi, hadits nomor 1509, Ibnu Majah, hadits nomor 4023, Ad-Darimy 2/320, Ahmad 1/172)
Beliau ﷺ juga pernah bersabda,
Sesungguhnya besarnya pahala tergantung dengan besarnya ujian. Sesungguhnya, apabila Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan mengujinya. Siapa yang ridha dengan ujian itu, maka ia akan mendapat keridhaan-Nya. Siapa yang membencinya maka ia akan mendapatkan kemurkaan-Nya.” (HR. At-Tirmidzi no. 2396 dan Ibnu Majah no. 4031).