Rasulullah ﷺ bersabda,
المَرْأَةُ كَالضِّلَعِ، إِنْ أَقَمْتَهَا كَسَرْتَهَا، وَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ رواه بخاري و مسلم
Wanita itu ibarat tulang rusuk (yang bengkok). Sekiranya kamu meluruskannya pasti akan patah. Tetapi sekiranya kamu menggunakannya tetap akan ada manfaatnya dalam keadaan bengkok itu”.
حدثنا إسحاق بن نصر حدثنا حسين الجعفي عن زائدة عن ميسرة عن أبي حازم عن أبي هريرة عن النبي ﷺ قال من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فلا يؤذي جاره واستوصوا بالنساء خيرا فإنهن خلقن من ضلع وإن أعوج شيء في الضلع أعلاه فإن ذهبت تقيمه كسرته وإن تركته لم يزل أعوج فاستوصوا بالنساء خيرا
Nabi ﷺ bersabda,Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah ia tidak menyakiti tetangganya dan berwasiatlah kepada wanita dengan kebaikan, karena sesungguhnya dia diciptakan dari tulang rusuk, dan bagian yang paling bengkok adalah tulang rusuk yang paling atas, jika kamu berusaha untuk meluruskannya, niscaya akan patah, jika kamu membiarkannya, dia akan senantiasa bengkok, maka berwasiatlah terhadap wanita dengan kebaikan." [Fath al-Baari]
Senada dengan apa yang diutarakan oleh Syeikh Ibn Malik dalam Alfiyah-nya:
وسَكِّنْ التالي غيرَ الفتحِ أوْ خفِّفْهُ بالفتح فكُلًّا قد رَوَوْا
Karena wanita diibaratkan pohon yang bengkok, maka ajaklah istrimu untuk hidup dalam ketentraman dengan cara meluruskan segala perilaku yang salah dan selalu memaafkan segala kesalahan serta menuntunnya ke jalan yang benar.
MAKNA PENGULANGAN KALIMAT DALAM HADITS DI ATAS
Dalam hadits di atas, ada pengulangan lafadz (2x), yaitu واستوصوا بالنساء خيرا, artinya: "berwasiatlah terhadap wanita dengan kebaikan."
Pensyarah kitab Mirqoh al-Mafatih Syarh Misykah al-Mashobih (Muhammad al-Qoori) mengutip keterangan dari Imam Nawawi rahimahullah:
(لم يزل أعوج فاستوصوا بالنساء) : كرر للمبالغة ، وإشارة إلى النتيجة
والفذلكة ، قال النووي : فيه الحث على الرفق بالنساء والإحسان إليهن والصبر
على عوج أخلاقهن واحتمال ضعف عقولهن وكراهة طلاقهن بلا سبب ، وأنه لا مطمع
في استقامتهن (متفق عليه)
Faidahnya untuk Mubalaghoh
Berkata Imam an-Nawawi :
Ada maksud dalam tikror/pengulangan kalimat tersebut, diantaranya:
- Himbauan dan anjuran untuk tetap mempergauli isteri dengan lemah lembut/toleran, murah hati, kehalusan, keramahan, kelembutan, kesejukan.
- Berbuat baik kepadanya.- Sabar atas akhlaq dan perangainya.
- Menanggung/mengerti lemah akalnya.
- Membenci untuk men'thalaq'nya, jika tanpa sebab (syar'iyyah).
- Jangan sekali kali suami mendambakan dan menginginkan ke'istiqomah'an isteri.
Wallahu a'lam.